Superman bertamu lagi
malam ini. Jendela-jendela kamar kosku tampak tersenyum dari beningnya. Aku
masih terpaku dengan ketukkan tangan superman kemarin. Kenapa dia bertamu lagi.
Aku tidak mengerti, pelajaran yang ia pesankan kemarin malam tidak aku pikirkan
hingga saat ini. Apa yang kau mau lagi
superman, aku memang mengharapkan tamu yang bias kuajak berbincang, tapi kamu
hanya meninggalkan pesan dan akhirnya membuatku berpikir. Aku tidak mengerti
jalan pikiranmu. Superman masih tersenyum-senyum sendiri di depan pintu kamar
kosku saat ini. Malam ini sama saja seperti kemarin. Awan berkujung ke bagian
bumi yang lain untuk meminum secangkir es lemontea, mungkin. Bintang-bintang lagi
menghadiri pernikahan keponakkan bulan di paris. Entahlah tidak ada angin yang
begitu kencang, hanya sekedar membuat diriku nyaman kesendirianku.
Superman masih saja
mematung di depan pintu kamar kosku. Dia kupersilakkan masuk kedalam. Aku
nyalakan penggerak angin dengan nada pelan. Superman suka dengan tiupan angin.
Ada yang berbeda dari penampilan superman kali ini. Dia tidak mengenakan pakean
kebanggaannya yang seperti kulihat di layar bioskop. Tetap saja dia masih
melambaikan tangannya seiring dia memasuki singgasanaku ini.
Pakaian seperti rakyat
biasa yang ia kenakan, tapi tetap saja dia memakai sayap dan celana dalam
diluar. Membuatku tertawa. Kali ini dia hanya sebentar lagi, entah apa yang dia
mau padaku. Dia hanya bilang padaku, pelajari bagaimana kamu bisa mengenal angin.
Dia pergi lagi dengan
begitu mudanya, mungkin karena kuacuhkan tadi. Dia membuatku menjadi kesal. Kenapa,
aku harus mengenali angin. Ada apa dengan angin. Sebelum aku mau tertidur, yah
akan kupikirkan pesannya yang lebih tepatnya merasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar