Selasa, 04 Juni 2013

ce soir #2


Superman bertamu lagi malam ini. Jendela-jendela kamar kosku tampak tersenyum dari beningnya. Aku masih terpaku dengan ketukkan tangan superman kemarin. Kenapa dia bertamu lagi. Aku tidak mengerti, pelajaran yang ia pesankan kemarin malam tidak aku pikirkan hingga saat ini.  Apa yang kau mau lagi superman, aku memang mengharapkan tamu yang bias kuajak berbincang, tapi kamu hanya meninggalkan pesan dan akhirnya membuatku berpikir. Aku tidak mengerti jalan pikiranmu. Superman masih tersenyum-senyum sendiri di depan pintu kamar kosku saat ini. Malam ini sama saja seperti kemarin. Awan berkujung ke bagian bumi yang lain untuk meminum secangkir es lemontea, mungkin. Bintang-bintang lagi menghadiri pernikahan keponakkan bulan di paris. Entahlah tidak ada angin yang begitu kencang, hanya sekedar membuat diriku nyaman kesendirianku.

Superman masih saja mematung di depan pintu kamar kosku. Dia kupersilakkan masuk kedalam. Aku nyalakan penggerak angin dengan nada pelan. Superman suka dengan tiupan angin. Ada yang berbeda dari penampilan superman kali ini. Dia tidak mengenakan pakean kebanggaannya yang seperti kulihat di layar bioskop. Tetap saja dia masih melambaikan tangannya seiring dia memasuki singgasanaku ini.

Pakaian seperti rakyat biasa yang ia kenakan, tapi tetap saja dia memakai sayap dan celana dalam diluar. Membuatku tertawa. Kali ini dia hanya sebentar lagi, entah apa yang dia mau padaku. Dia hanya bilang padaku, pelajari bagaimana kamu bisa mengenal angin.

Dia pergi lagi dengan begitu mudanya, mungkin karena kuacuhkan tadi. Dia membuatku menjadi kesal. Kenapa, aku harus mengenali angin. Ada apa dengan angin. Sebelum aku mau tertidur, yah akan kupikirkan pesannya yang lebih tepatnya merasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar