Tidak ada kata terkadang untuk bisa mengerti, bahwa kertas
yang bernilai itu sangat penting. Kertas yang bernilai tersebut bisa melihat
suatu hal yang berharga dengan hanya membayar harga satu ribu rupiah saja.
Apa ini. Apa yang membuat hal itu berharga, semua orang
pasti tahu dengan kesadaran masing-masing untuk menyebutkan hal yang berharga.
Uang bisa saja bisa menjatuhkan harga yang lebih tinggi dari keutuhan nilai
tersebut. hal tersebut tergantung dengan
keadaan mereka yang punya uang ataupun tidak sama sekali, yang terpenting uang
menjadi dominan terhadap harga. Harga diri bisa, harga sembako bisa, dan harga jiwa
juga sangat bisa.
Aku dengan uang itu sendiri, terkadang mereka selalu
mengebiriku. Mengebiri disaat aku masih terlelap dengan segala aktifitas
keterbutuhanku. Uang juga menjadikanku seperti kambing hitam, itu masih saja
seperti kita di pojokkan oleh uang. Aku dengan keakuan sendiri saja masih bisa
bertingkah bodoh terhadap kenyataan uang yang berlembar-lembar adanya, namun
aku belum bisa melihat hal berharga yang bisa di lihat oleh kepentingan uang.
Membohongi keadaan. Uang selalu melambaikan tangannya
kepadaku. Disaat aku sakit, Dia melambaikan tangan dengan se’enaknya saja.
Waktu beberapa hari yang lalu aku membutuhkan mereka, tetapi malah mereka
mengaburkan diri untuk berlibur ke bank-bank yang masih samar olehku. Entahlah.
Uang itu masih saja menertawakanku, di waktu yang lain Dia merengek-rengek
membujukku untuk keluar dari tahanan. Apa saja yang berhubungan dengan kertas
yang bermaklhuk pangeran di dalamnya, terkadang aku menyembahmu sebagai
pahlawanku sedangkan disaat yang lain kau kujadikan hidanganku terhadap
kesombonganku. Waktu tidak pernah mengerti akan kegunaanmu. Waktu juga tidak
merelakan untuk menumpukmu di gudang tua dekat rumah tetanggaku. Uang berdiam
dirilah sejenak dan bersembunyilah di tempat yang tidak diketahu oleh kita dan
orang banyak. Aku rindu dengan dunia tukar menukar barang walaupun aku belum
pernah mengalaminya.
Uang menidurkanku, disaat mereka-mereka terbangun untuk
meminta segenap kumpulan receh yang begitu berharga. Disaat aku benar-benar
tertidur ada banyak orang yang terbangun untuk mencari kertas yang berharga
ini. aku pikir kata berharga bergeser lebih banyak ke mahluk yang bernama uang
ini. kembali ke adegan disaat aku tidur, mereka melakukan apa saja untuk
mendapatkan uang. Apa saja. Dengan acara yang layak dan tidak layak, tapi itu
perjuangan mereka. Perjuangan yang benarkan dan tidak dibenarkan. Uang
benar-benar bisa menipu siapa saja, terkecuali orang yang akan sadar bahwa uang
itu tidak berarti apa-apa. Ada hal yang lebih berharga dari pada uang, namun
perlu makan untuk menghargai yang lain sedangkan makan dapat dari uang. Pikiran
pendek dan panjang bisa menyimpulkan seperti ini. uang berkabut disaat
berpikiran pendek.
Uang. Terhadap perihal apa mengenai uang. Tentunya ruh
tidak dibeli oleh uang. Lewat kesadaranku ini, sebenarnya aku sudah bosan
dengan keadaanku terhadap keberadaan uang. Uang selalu membuat aku selalu meminta
dan mengkonsumsi. Uang selalu membuat aku merasa kecil dan seperti anak kecil.
Aku sudah jenuh dengan meminta-minta. Sudah cukup aku meminta, itu dari
kesadaranku yang lain. kesadaranku yang suka mengumbar lebih-lebih mengajak
bercanda keberadaan uang tersebut. aku lelah dengan keberadaan mereka. Aku
tidak mau meminta-minta lagi. Pada saat ini aku mau lelah dikejar-kejar uang
tanpa aku pinta untuk mereka datang. Aku mau menjadikan uang hal
yang keseribu dalam kamus berhaga pada diriku mengenai nilai dalam hidup ini.