Aku bersatu dengan sebuah penalaran, dan aku mulai bermain
dengan sebuah kata-kata kebijakkan. Entah apa. langit semakin risih, semakin
tidak bersahaja lagi. Mulai menunjukkan ketegangan mereka. Walaupun sekecil
senyuman yang tak tampak terlihat seperti biasanya. Mulailah aku
melayang-layang diantara kebimbanganku, menghadapi segala perumpamaan yang ada.
Aku
merasa kaku, aku merasa tidak mempunyai gairah di ruang ini. tertahan jauh yang
aku tidak mengerti berada di penjara yang mana. Penjara yang tampak asing
bagiku. Yang memahami ketidakjujuranku.
Merasakan angin yang kurasa mereka bimbang untuk
menghampiri aku atau tidak. Menyentuhku atau acuh. Aku merasakan ada obrolan diantara
mereka yang mengandung kebimbangan lagi, terasa ringan saat mereka merasa tidak
perlu untuk menyentuh.
Aku masih tetap merasakan obralan mereka, yang membuatku
merasa bosan dan tertawa seperti orang gila, lagi-lagi mereka berbisik tak
karuan. Hembusan sesaat, gemuruh yang tidak berkepanjangan. Aku semakin berbuat
yang tidak-tidak di bagian tepi kebanggaan. Sesuatu yang ganjil bagiku untuk
menyapa, memanfaatkan mereka utnuk menyentuh tubuhku. semakin lama, semakin aku
menjadi memerah dan mulai gusar, mulai berkata keseriusan mereka terhadap kesahajaan
yang mulai aku bimbangkan. Katakan saja kalau malas untuk menyapa dan memberi
kedinginan sesaat, katakan baru hari ini kalian libur dan menyapa keberuntungan
yang beterbangan bersama oksigen. Aku muak dengan segala nama yang membuatmu
merasa di agungkan, sebenarnya kalian dimana yang aku pertanyakan. Apa yang
kalian perbincangkan, untuk menyentuh saja perlu waktu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar